MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Minggu, 06 September 2009

Pemberkasan sertifikasi jalur pendidikan

PEMBERKASAN SERTIFIKASI GURU JALUR PENDIDIKAN ANGKATAN 2007 YANG LULUS TAHUN 2008 ( Info : Rudy Subachir, S.Pd - Peserta dari UNJ )


1. Foto kopi sertifikat pendidik yang dilegalisir
2. Foto kopi Sk yang mencantumkan gaji terakhir : SK kenaikan pangkat, SK KGB, atau NCR bulan terakhir yang dilegalisir oleh kepsek
3. Surat keterangan beban kerja
4. Surat keterangan tugas beban tambahan ( yang diberi tugas tambahan saja )
5. Foto kopi rekening yang masih aktif ( tulisan harap diperjelas )
6. SK Sebagai guru tetap dari yayasan ( bagi non-PNS )
7. SK pengangkatan sebagai guru ( bagi non-PNS ) yang bertugas di sekolah negeri
8. SK pengawas dilegalisir Dinas Kab./Kota ( bagi yang jadi pengawas )

Berkas terkirim ( dikirim ) ke : Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK melalui fax. ke 021 57974121 atau email ( berkas discan ) ke : sertifikasiguru@sertifikasiguru.org

Rabu, 24 Juni 2009

RPP Siklus 1,2 dan 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

Sekolah...........: SMP Negeri 5 Depok Sleman
Mata Pelajaran....: Matematika
Kelas/semester....: VIII/2


Siklus / pertemuan : I / 1
  • Model: Pembelajaran kooperatif
  • Pendekatan: Student Team Achivment Devision ( STAD )
  • Metoda : Kombinasi Tanya-jawab, Demonstrasi, diskusi, presentasi, dan penemuan terbimbing

Pendahuluan : ( 10 Menit )
a. Memulai pembelajaran dengan salam dan do'a
b. Mengingat kembali pembelajaran sebelumnya ( tentang garis singgung dan sifatnya )
c. Membahas PR Jika ada
d. Guru mengimformasikan tentang tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

Kegiatan Inti : ( 60 menit )
a. Peserta didik mempersipkan diri untuk belajar berkelompok
b. Dengan demonstrasi diperagakan tentang cara melukis garis singgung lingkaran ( melalui satu titik pada ligkarab dan melalui satu titik di uar lingkaran
c. Dengan diskusi kelompok, peserta didik menuliskan langkah-langkah menggambar garis singgung lingkaran ( melalui satu titik pada dan diluar lingkaran )
d. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya
e. Dengan tanya-jawab peserta didik membuat kesimpulan bahwa : melalui 1 titik pada lingkaran dapat dibuat satu garis singgung, dan melalui 1 titik diluar lingkaran dapat dibuat dua garis singgung )
f. Dengan demonstrasi diperagakan kedudukan posisi dua lingkaran
g. Peserta didik menentukan garis-garis singgung persekutuan yang mungkin dari kedudukan dua lingkaran tersebut.
h.Peserta didik mempresentasikan di depan kelas
i. Dengan tanya-jawab peserta didik diarahkan untuk menentukan kesimpulan bahwa :
  • Garis singgung persekutuan ialah garis yang menyinggung kedua lingkaran itu tepat di satu tititk singgung kedua lingkaran
  • Terdapat dua macam garis singgung pesekutuan : dalam dan luar
j. Peserta didik mengerjakan kuis secara individual

Penutup : ( 10 Menit )
a. Peserta didik membuat rangkuman terhadap materi yang telah dipelajarinya
b. Refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Peserta didik diberi PR


Siklus / pertemuan : II / 2
  • Model: Pembelajaran kooperatif
  • Pendekatan: Student Team Achivment Devision ( STAD )
  • Metoda : Kombinasi Tanya-jawab, Demonstrasi, diskusi, presentasi, dan penemuan terbimbing

Pendahuluan : ( 10 Menit )
a. Memulai pembelajaran dengan salam dan do'a
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Mengingat kembali pembelajaran sebelumnya
d. Membahas PR Jika ada
e. Guru mengimformasikan tentang tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

Kegiatan Inti : ( 60 Menit )

a. Peserta didik mempersiapkan diri untuk belajar
b. Dengan demonstrasi menggunakan gambar peserta didik diarahkan menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan " dalam " dua lingkaran
c. Bersama peserta didik membahas beberapa aplikasi rumus panjang garis singgung persekutuan dalam
d. Dengan diskusi kelompok, peserta didik membahas kuis
e. Presentasi hasil diskusi
f. Peserta didik menempelkan rekapitulasi hasil prestasi kelompok

Penutup : ( 10 Menit )
a. Peserta didik membuat rangkuman terhadap materi yang telah dipelajarinya
b. Refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Peserta didik diberi PR



Siklus / pertemuan : III / 3
  • Model: Pembelajaran langsung
  • Pendekatan: CBSA
  • Metoda : Kombinasi Tanya-jawab, Demonstrasi, penalaran dan penugasan

Pendahuluan : ( 10 Menit )
a. Memulai pembelajaran dengan salam dan do'a
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Mengingat kembali pembelajaran sebelumnya
d. Membahas PR Jika ada
e. Guru mengimformasikan tentang tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

Kegiatan Inti : ( 60 Menit )

a. Peserta didik mempersiapkan diri untuk belajar
b. Disertai dengan demonstrasi , peserta didik melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
c. Menyatakan atau membuktikan bahwa garis singgung persekutuan dua lingkaran tegak lurus salah-satu jari-jari atau diameter lingkaran
d. Peserta didik membahas latihan sebagai pendalaman materi
e. Dengan LKS peserta didik mengerjakan tugas melukis kembali garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
f. Presentasi hasil lukisan untuk 8 siswa terbaik yang dapat melukis dengan benar


Penutup : ( 10 Menit )
a. Peserta didik membuat rangkuman terhadap materi yang telah dipelajarinya
b. Refleksi dan evaluasi
c. Peserta didik diberi PR


RPP Siklus - 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )


Sekolah................: SMP Negeri 5 Depok Sleman
Mata Pelajaran.....: MATEMATIKA
Kelas / Semester...: VIII / 2

Siklus/pertemuan.: I/1

Skenario Pembelajaran
  • Model...............: Pembelajaran kooperatif
  • Pendekatan.... : Student Team Achivment Devision ( STAD )
  • Metode.............: Kombinasi

Jumat, 20 Maret 2009

Siklus III - PKM

SIKLUS – III IMPLEMENTASI RPP PKM
SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
( Oleh : Agus supranto, S.Pd )



Berbeda dengan siklus I dan siklus II, pada siklus III ini pratikan disamping menyesuaikan materi yang harus disampaiakn kepada peserta didik juga untuk variasi kami mencoba meng-aplikasikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran langsung. Sesuai dengan pengelolaan model pembelajaran ini, Fase 1 : guru sebelumnya mengakitkan pembelajaran yang akan berlangsung dengan pembelajaran sebelumnya, menyampaikan tujuan, memotivasi peserta didik dan mengkaitkan dengan apa yang mereka pelajari dengan realita kehidupan mereka sehari-hari ( secara kontekstual ). Dilanjutkan guru mempresentasikan pengetahuan atau ketrampilan.
Fase 2 : Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan. Oleh karena itu seperti terlihat pada slide ( Foto ) guru sedang mendemonstrasikan bagaimana cara melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran dengan menggunakan jangka dan penggaris. Dalam Fase ini untuk memperjelas dan memotivasi siswa guru menampilkan charta tentang langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran .
Fase 3 : Pada proses pembelajaran ini adalah membimbing peserta didik untuk berlatih secara mandiri cara melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Oleh karena itu dengan media / alat yang telah dipersiapkan sebelumnya peserta didik mempraktikan langsung masing-masing dengan menggunakan jangka dan penggaris tentang melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran sesuai dengan langkah-langkah yang tertera dalam LKS yang telah dibagikan. Dengan LKS maka peserta didik dapat terpandu untuk belajar secara mandiri dan dapat memancing berpikir secara kreatif menggali potensi dalam dirinya. Untuk itulah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik LKS menjadi sangat penting.
Fase 4 : adalah mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik . Untuk mengecek pemahaman pada diri peserta didik tentang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran yang telah dilukisnya, maka diadakan tanya-jawab dalam hal; ini guru dapat memberikan pelatihan langsung secara lisan. Tampak pada slide ( Foto ) bahwa guru sedang mengadakan tanya-jawab pada peserta didik, yang langsung direspon oleh mereka dengan bentuk ekspresi tunjuk jari. Hal ini jelas menandakan akan adanya motivasi yang positif pada diri peserta didik . Untuk lebih menggairahkan dan rasa menantang , guru
dapat memberikan skor / nilai dalam bentuk bintang penghargaan kepada setiap peserta didik yang mampu memberikan jawaban dengan benart sebagai nilai individu.
Bentuk respon inilah yang diharapkan pada proses pembelajaran . Karena respon peserta didik merupakan bentuk aktivitas pembelajaran yang orientasinya pada peserta didik itu sendiri, artinya peserta didik peduli bahkan menerimanya dengan senang bahkan merasa membutuhkan terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Fase 5 : adalah memberikan kepad peserta didik untuk mengadakan pelatihan lanjutan dan aplikasinya. Hal ini dapat pula ( menurut penulis ) peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.


---- Selesai ---


Rabu, 18 Maret 2009

Siklus II - PKM

SIKLUS – II IMPLEMENTASI RPP PKM

SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

( Oleh : Agus supranto, S.Pd )


Sesuai dengan jadwal pada hari kamis, 05 Maret 2009 kami mencoba mengimplementasikan RPP – II dengan pertemuan ke – 2 yang telah kami susun bersama sebelumnya dengan sesama peserta PKM. Masih menggunakan model pembelajaran kooperatif Type “ Student Achivement Team Devisions ( STAD ) “, dan dengan menggunakan metode kolaboratif antara : tanya – jawab, diskusi, demonstrasi, peresentasi dan pemberian tugas pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana meskipun kekurangan masih tetap ada.

Dengan media pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya dan sesuai dengan langkah pembelajaran kooperatif Type STAD yang didahului dengan guru menyampaikan materi secukupnya sebagai pengantar, pada siklus ini kamipun meyampaikan materi KD 4.4 tentang Garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Sebelum pembelajaran berlangsung kamipun mengecek alat / media yang harus dipersiapkan baik yang ada pada diri kami sebagai praktikan maupun yang ada pada diri peserta didik ( Jangka dan penggaris ). Dengan menggunakan gambar peserta didik mengenali garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, yang kemudian bersama peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.

Setelah dianggap cukup , maka dengan LKS peserta didik mempersipakan diri untuk belajar berkelompok ( secara kooperatif ). Pada diskusi ini peserta didik membahas soal kuis – 1 yang dilanjutkan dengan soal kuis – 2 yang mengkaji tentang : gambar garissinggung persekutuan dalam dan termasuk materi prasyaratnya yaitu aplikasi dari Teorema Pytahgoras pada garis singgung persekutuan.

Tugas guru dalam diskusi kelompok ini adalah memfasilitasi jalannya diskusi. Tampak pada gambar ( foto ) guru sebagai fasilitator membimbing jalannya diskusi, sehingga sebagai guru harus siap dan tahu persis dengan segala pertanyaan dan arah kerja diskusi kelompok siswa tersebut. Dengan demikian LKS-pun harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat benar-benar membimbing jalan pikiran peserta didik.

Layanan terhadap peserta didik yang diberikan guru dalam diskusi ini harus secara merata terhadap semua kelompok. Tidak diperkenankan hanya kelompok tertentu saja, kecuali terhadap kelompok yang memang sudah secara aktif, kondusif dan mandiri tidak menemui kendala dalam menyelesaikan tugas. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kegaduhan di dalam kelas. Karena ( menurut penulis ) pembelajaran dengan kooperatif dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila semua peserta didik terfokus dengan apa yang mereka kerjakan, termotivasi dan merasa tertantang untuk sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya.

Langkah selanjutnya dalam pembelajaran ( diskusi ) ini dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok. Untuk lebih memotivasi peserta didik maka diadakan pemberian nilai kelompok, yaitu memberikan penghargaan ( bintang ) kepada kelompk yang berhasil menjawab kuis dengan benar dan atau memberikan skor/nilai berupa bintang sebagai penghargaan kepada setiap kelompok yang berhasil mengkoreksi jawaban kelompok lain dengan benar.

Setelah diadakan pemberian skor / nilai pada setiap kelompok, terlihat bahwa masing-masing kelompok berlomba untuk saling mengumpulkan skor / nilai terbanyak. Satu kelompok dengan kelompok lain tidak mau kalah dan saling bersaing untuk meningkatkan / menambah skor / nilai. Hal ini menandakan begitu termotivasinya peserta didik dalam proses pembelajaran. peserta didik merasa senang, tertantang dan dapat benar-benar memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa begitu besarnya manfaat media / alat dalam proses pembelajaran bagi peserta didik. Dari soal kuis – 1 dan soal kuis – 2 peserta didik dapat benar-benar termotivasi dan gengsi untuk mempunyai skor / nilai kecil dibanding kelompok lain. Hal ini terlihat bahwa terhadap kelompok tertentu saling berpacu untuk mendapatkan skor / nilai tertinggi.



----- Selesai ----


Jumat, 13 Maret 2009

SIKLUS I IMPLEMENTASI RPP
DI SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
( Oleh : Agus Supranto, S.Pd )



Sesuai dengan jadwal hari kamis, 26 pebruari 2009 kami mengimplementasikan RPP ke -1 yang telah disusun sebelumya di kelas VIII. B SMPN 5 Depok Sleman Yogyakarta. Sesuai sebagai pemula kami menggunakan model pembelajara yang dianggap paling mudah yaitu model pembelajaran kooperatif, Type Student Teams Achievement Devisions ( STAD ). Metode yang digunakan kolaboratif antara : demonstrasi, presentasi, diskusi, tanya-jawab dan penemuan terbimbing. Disesuaikan dengan proses pembelajaran di SMPN 5 Depok Sleman Yogyakarta yang sedang berlangsung kebetulan kami membelajarkan materi KD. 4.4 GBPP yaitu tentang , " garis singgung lingkaran", baik melalui satu titik pada lingkaran maupun melalui satu titik di luar lingkaran, maupun garis singgung persekutuan dua lingkaran, baik persekutuan dalam maupun luar. Tampak pada foto bahwa kami sebagai awal pembelajaran model ini membelajarkan materi secukupnya secara klasikal terlebih dahulu kemudian kelompok, sedang mendemonstrasikan bagaimana mengagambar garis singgung lingkaran.
Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model STAD peserta didik melaksanakan pembelajaran secara kooperatif ( berkelompok ) untuk berdiskusi. Jumlah siswa kelas VIII.B SMP Negeri 5 Depok Sleman adalah 40 orang, jadi kami bagi kedalam 8 kelompok dengan demikian setiap kelompok terdiri 4 s.d 5 orang. Langkah berikutnya dalam pembelajaran inipun tugas guru hanya sebagai fasilitator saja, dan membimbing jalannya kerja kelompok. Tampak dalam foto guru sebagai fasilitator memfasilitasi jalannya kerja kelompok dengan mempersiapkan media yang sesuai.
Kami merasakan bahwa kondisi dan siuasi peserta didik di SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta yang cukup representatif, kondusif dan peserta didik yang mempunyai motivasi cukup tinggi dalam belajar, hal tersebut membuat kami lebih mudah dan bersemangat dalam melaksanakan PKM. Pada model pembelajaran berkelompok inipun tetap disana-sini mempunyaikelemahan dan atau kelebihan masing-masing kalau dibandingkan dengan model pembelajaran langsung atau secara klasikal. Karena bagaimanapun juga peserta didik secara psiklogis usiamuda sehingga emosionalnya masih labil.
Sesuai dengan model pembelajaran ini maka pada akhir pembelajaranpun disertai dengan kegiatan representasi hasil diskusi untuk masing-masing kelompok. Secara bergiliran untuk melalui ketua kelompok, atau anggota yang dipercaya mereka, mereka menyampaikan pendapatnya dan kelompok lainpun dikondisikan untuk menanggapinya. Sebagai motivasi bagi kelompok yang berhasil menjawab benar guru memberikan penghargaan dalam bentuk bintang. Hasil yang diperoleh sebagai hasil nilai kelompok. Sebagai kahir diberikan soal evaluasi sebagai nilai individu.

Setiap pelaksanaan, " Lesson Study ",di SMP Negeri 5 Depok inipun kamipun selalu didampingi oleh para observer / pengamat, baik dari unsur dosen pembimbing ( Endang Listyani, M.S ), Guru-guru pamong ( Rm Sri Nugroho, S.Pd dan Dra Sarmiyatun ), juga rekan-rekan sesama praktikan PKM ( Euis Kurniawati,S.Pd, Laode Umuri Ulum Bolu, S.Pd dan Suherman, S.Pd ). Tampak pada foto para pengamat / observer sedang mengisi lembar observasi / lembar penilaian, baik penilaian proses belajar siswa, pihak praktikan dalam membelajarkan siswa dan perangkat/RPP sendiri. Hasil dari observasi inilah yang nantinya digunakan sebagai refleksi dan evaluasi, untuk memperbaiki dan atau memyempurnakan proses pembelajaran berikutnya.

----- Selesai -----

Minggu, 08 Maret 2009

PKM Hari ke - 1

HARI PERTAMA DI LOKASI PKM
SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
( Oleh : Agus Supranto, S.Pd )



Pada hari Selasa, 17 Pebruari 2009 pukul 08.00 sesuai rencana, kamipun kelompok 7 PKM bertemu di lokasi SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta. Sekolah ini merupakan salah – satu lembaga pendidikan yang kerja sama dengan UNY. Tempatnya terletak di Jl. Weling Karanggayam Depok Sleman Yogyakarta. Tepatnya di sebelah selatan Jl. Ring road utara kota Yogyakarta. Setibanya di sana kamipun diterima dengan hangat Bpk. / Ibu guru SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta. Acara serah – terima oleh dosen pembimbing ( Endang Listyani, M.S ) kepada pihak lembaga pendidikan ( SMP Negeri 5 Depok ) diwakili oleh Ibu Wakasek a.n Bpk.Kepala Sekolah ( Bpk. Heru Sumarsono, S.Pd ) . Sekolah ini terdiri dari 9 kelas ( Kelas VII : 3 kelas, kelas VIII : 3 kelas dan Kelas IX : 3kelas ). Lokasinya cukup kondusif, tenang, sejuk, aman dan dilalui kendaraan umum.

Visi SMP Negeri 5 Depok sleman yang luhur membuat kami peserta PKM harus cepat untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi sekolah ini termasuk tata tertib tentunya. Sebagai warga baru karakter sensitif tentunya sangat penting supaya dalam bertindak tidak kebablasan dan tetap terkontrol. Selesai acara serah-terima kamipun dibawa ke ruangan khusus ( R. OSIS – R.Komite sekolah setelah para PKL dari UAD datang – 13 orang ). Di ruangan inilah selanjutnya kami mengadakan : Plan , refleksi dan evaluasi.
Berdasarkan kesepakatan kamipun akan bertemu lagi pada hari kamis, 19 Pebruari 2009, sesuai dengan jadwal PKM yaitu Rabu dan Kamis. Sebelum meninggalkan lokasi kamipun sempat keliling-keliling lokasi dalam rangka orientasi pada SMP Negeri 5 Depok.Maka 1 hari sebelumnya yaitu Rabu, 18 Pebruari 2009 kamipun ber-empat ( Agus Supranto,S.Pd, Euis Kurniawati, S.Pd, Laode Absari Umuri UB., S.Pd dan Suherman, S.Pd ) mengadakan pertemuan intern di UNY untuk mengadakan rencana-rencana secukupnya termasuk menyusun RPP. Pada hari dan jam yang telah ditetapkan bersamapun kami mengadakan diskusi lanjutan untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan kegiatan PKM minggu berikutnya.Berikut adalah foto sebagaian rekan-rekan kami sesama peserta PKM di SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta. Kami bersepakat untuk selalau saling bekerja sama, saling bantu sesuai dengan misi pesan pembelajaran yang hendak kita tanamkan dan budayakan pada peserta didik kelak.


















----- SELESAI ----

Jumat, 06 Maret 2009

PKM

TENTANG PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR
(Diceritakan oleh : Agus supranto,S.Pd)

Tepat hari selasa, 10 Pebruari 2009 Pukul 07.00 kami peserta sertifkasi guru melalui jalur pendidikan angkatan ke -2 tahun 2008 / 2009 dapat berkumpul kembali di LPTK / kampus UNY Yogyakarta untuk pertama kali masuk kuliah/pendidikan semester II. Kurang lebih pukul 07.30 kamipun sudah diijinkan mengisi daftar hadir untuk mengikuti, “ Workshop Pembekalan Pemantapan Kemamapuan Mengajar ( PKM ) “. Peserta adalah para peserta diklat dan para undangan yaitu guru-guru / Kepsek dari 8 sekolah tingkat SLTP/SMP se-Yogyakarta. Dimana sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah yang bekerja sama dengan UNY yang berstatus SSN dan atau SBI. Termasuk konon katanya, salah-satu sekolah diantaranya merupakan sekolah terbaik di yogyakarta. Sekolah-sekolah yang dipakai PKM tersebut adalah :

1. SMP Negeri 1 Yogyakarta 5. SMP Negeri 2 Depok
2. SMP Negeri5 yogyakarta 6. SMP Negeri 4 Depok
3. SMP Negeri 15 Yogyakarta 7. SMP Negeri 5 Depok
4. SMP Negeri 1 Depok 8. SMP 1 Banguntapan Bantul

Tepat pukul 08.00 acara workshoppun dimulai. Dengan membawa acara buku panduan dan 1 lembar foto copy susunan acara workshop kamipun mengikuti dengan seksama. Adapun susunan acarnya sebagai-berikut :

Waktu
08.00 – 08.15
08.15 – 08.45
08.45 – 09.00
09.00 – 10.30
10.30 – 12.00
12.00 – 13.00
13.00 – 14.00
14.00 – 15.00
15.00 – 15.10

A c a r a
Heregristasi
Pembukaan oleh :
1. Kajur Pend. Mat. FMIPA UNY ( Dr. Hartono )
2. Dekan FMIPA UNY ( Dr Ariswan )

Istirahat
Materi 1 : Lesson Study
Penyusunan Jadwal Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM )
ISOMA
Materi II : Pedoman Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM )
Simulasi Lesson Study
Penutupan masing-masing ruangan Sekretariat

Penanggung-jawab

MC :
Kismianti, M.Si
Sie Konsumsi
Moderator :
Kana Hidayati, M.Pd
Sie Konsumsi
Moderator :
Kana Hidayati, M.Pd
Tuharto, M.Si
Endang Listyani, M.S
Sie konsumsi R. Seminar

Tempat
R. Seminar
R. Seminar
R. 210

Hasil dari workshop selain memahami tentang pengertian, “ lesson Study”, dan apa pula perbedaannya dengan, “ Team Teaching “, kami juga mendapatkan informasi tentang dimana kami melaksanakan Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM ). Dimana berdasarkan edaran informasi yang kami terima kami ber- empat ( Agus Supranto, S.Pd, Suherman, S.Pd, Euis Kurniawati, S,Pd dan Laode Absari Ulam Bolu, S.Pd ) kami di tugaskan ber-PKM di SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta.
Tepat pukul 10.30 kamipun mulai mulai kerja kelompok, disana bertemu dengan guru-guru pamong SMP Negeri 5 Depoik ( Dra Sarmiyatun dan Rm Sri Nugroho ), serta dosen pembimbing Endang Listyani, M.S. Dalam diskusi kamipun merencanakan dan memutuskan hal-hal yang dipandang perlu untuk pelaksanaan PKM nantinya, termasuk penyusunan jadwal PKM. Akhir dari workshop kamipun mengikuti acara, “ Simulasi lesson Study “. Dimana kami peserta PKM dibagi menjadi dua kelompok ( kelas ). Kelompok I di R. seminar dengan guru model Bpk. Slamet Riyadi, M.Pd dan Kelompok II di R. 210 dengan guru model Bpk. Suprapto.Simulasi diakhiri dengan refleksi dan evaluasi.

Minggu, 15 Februari 2009

Elegi Seorang Guru Menggapai Batas Oleh: Dr. Marsigit, MA

Friday, January 9, 2009
Elegi Seorang Guru Menggapai Batas
Oleh: Dr. Marsigit, MA

Mulialah hati, pikiran dan tindakan pedagogik guru, karena tiadalah seorang guru bermaksud memberikan keburukan bagi siswanya. Totalitasnya dia mengidamkan kebaikan dan keberhasilan bahkan keberhasilan tertinggi jika memang mungkin bagi siswanya. Maka hati, pikiran dan jiwanya menyatu menjadi motivasi yang kuat bahkan mungkin SANGAT KUAT untuk mewujudkan tindakan pedagogik : MEMBIMBING, MENGAWASI, MEMBEKALI, MENASEHATI, MEWAJIBKAN dan kalau perlu MENGHUKUM siswanya DEMI KEPENTINGAN SISWA.
Ketika rakhmat Nya menghampiri guru sedemikian hingga guru dengan sengaja atau tak sengaja menembus BATAS jiwanya sehingga memperoleh kesempatan MELIHAT DIRINYA dari tempat nun jauh secara mandiri maupun berbantuan orang atau guru atau nara sumber, maka adalah suatu tempat dimana BATAS ITU akan digapainya. Dalam batas itulah guru menemukan FATAMORGANA.
Atas fatamorgana itu maka terdengarlah nyanyian AKAR dan RUMPUT yang sayup-sayup sampai kira-kira bait-baitnya begini:

-Jangan jangan motivasimu yang sangat KUAT telah MELEMAHKAN INISIATIF nya, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBIMBING telah menjadikannya TERGANTUNG DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGAWASI telah menjadikannya mereka merasa menjadi makhluk yang memang selalu perlu diawasi dan dengan demikian identik dengan KEBURUKAN, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBEKALI telah menjadikanmu SOMBONG DAN TAKABUR serta menjadikannya RENDAH DIRI DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENASEHATI adalah AMBISI DAN EGOMU yang menyebabkan mereka hidup TIDAK BERGAIRAH, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEWAJIBKAN adalah pertanda HILANGNYA NURANIMU sekaligus HILANGNYA NURANI MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGHUKUM adalah SEMPITNYA HIDUPMU dan juga SEMPITNYA HIDUP MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu DEMI KEPENTINGAN SISWA adalah keadaan HAMPA TAK BERMAKNA atau bahkan MENYESATKAN, apakah itu batas yang kau cari?

Orang tua berambut putih datang dan berkata:

"ITULAH SEBENAR-BENAR BATAS YANG KAU CARI, DAN BATASMU TIDAK LAIN TIDAK BUKAN ADALAH BATAS MEREKA. ANTARA DIRIMU DAN MEREKA ITULAH SEBENAR-BENAR ILMUMU TENTANG DIRIMU DAN TENTANG DIRI MEREKA.
JIKA KAMU BELUM MENGETAHUI BATASMU JANGAN HARAP RAHMAT ITU DATANG MENGHAMPIRIMU KEMBALI, TETAPI JIKA TOH KAMU TELAH MENGETAHUI BATASMU MAKA ADALAH KODRAT NYA BAHWA KAMU MASIH HARUS BERJUANG MENGGAPAI RAHMATNYA.
NAMUN MAAF SAYA TELAH SALAH UCAP, KARENA SEBENAR-BENARNYA YANG ADA, ADALAH TIADALAH ORANG PERNAH DAN DAPAT MENGGAPAI BATASNYA. UNTUK ITU MARILAH KITA TAWADU' DENGAN KODRAT DAN IRADATNYA. TETAPI JANGAN SALAH PAHAM BAHWA IKHTIARMU MENGGAPAI BATASMU ADALAH JUGA KODRATNYA.AMIN YA ROBBIL ALAMIN"

Orang Tua berambut putih Beranjak Pergi Tetapi Guru Berusaha Menggapainya:

Guru menggapai batas:
Aduhai orang tua berambut putih yang telah bertitah dihadapanku..
Siapakah sebenarnya dirimu itu? Tunjukkanlah padaku wajah yang sebenar-benar wajahmu.
Aku sangat terharu mendengarkan titahmu. Masih bolehkah aku memohon titah-titahmu yang lain?
Orang tua berambut putih:
Tenang dan sabarlah. Ciri-ciri orang cerdas adalah jika secara proporsional mampu mengendalikan perasaanya. Dan aku melihat kamu bisa. Maka aku melihat bahwa kamu ternyata cerdas pula. Jika kamu merasa terharu maka sebetulnya aku merasa lebih terharu lagi. Jangankan mendengar teriakan dan tangismu, mendengar satu pertanyaanmu saja aku merasa tergetar dan terharu. Mengapa? Karena itu pertanda bahwa kamu sedang memulai ilmumu. Bukankah bertanya adalah juga karunia Tuhan? Maka ketika kamu mendengar pertanyaan murid-muridmu itu pertanda bahwa kamu sedang menjemput rakhmat Nya. Padahal aku mengerti bahwa kamu mempunyai tugas yang sangat mulia. Apa itu? Yaitu membuat para siswa-siswa mu kelak mampu bertanya pula. Bukankah jika siswamu mampu bertanya itu juga pertanda bahwa mereka telah merasa menemukan batasnya dan menggapai nuraninya kembali yang telah hilang terenggut. Jadi sebetulnya, sebenar-benar hidup adalah jikalau kamu masih mampu bertanya.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu sekarang aku ingin mengajukan pertanyaan kepadamu. Bolehkan aku selalu mengikutimu?
Orang tua berambut putih:
Pertanyaan yang hebat, tetapi saya mengkhawatirkan pertanyaanmu, karena pertanyaanmu terlalu mekanistis dan kekanak-kanakan. Perasaan harumu telah betul, artinya kamu sedang dalam proses melakukan komunikasi transenden? Apakah kamu tahu apa itu komunikasi transenden? Komunikasi transenden adalah komunikasi setelah pikiranmu. Apakah kamu tahu komunikasi setelah pikiranmu? Tidak lain tidak bukan adalah perasaanmu. Apakah perasaanmu itu? Itu bukan nafsumu, itu bukan egomu, itu bukan sifat negatifmu. Tetapi itu adalah naluri dan intuisimu. Maka ikutilah naluri dan intuisimu. Tetapi bukan sembarang naluri dan bukan pula sembarang intuisi. Naluri dan intuisimu sebagai seorang yang telah merasa menemukan batasmu sebagai hasil pengalamanmu, yang didukung oleh pengetahuanmu serta oleh doa-doamu.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu aku semakin mantap akan ikut denganmu.
Orang tua berambut putih:
Semakin mantap kamu ingin mengikutiku maka semakin mantap pula aku menolaknya. Karena jika kamu selalu mengikutiku maka kamu akan selalu tertutup oleh bayang-bayangku. Dan dengan demikian tiadalah sebetulnya hakekat dirimu itu. Jika kamu terlalu mengagung-agungkan bayanganku maka kamu akan menghadapi bahaya besar yaitu terperosok ke dalam ruang gelap di mana ilmu mu telah berubah menjadi mitosmu. Mitosmu adalah mitos tentang diriku. Ketahuilah bahwa musuhmu paling besar bagimu di dunia ini adalah mitos-mitosmu. Maka sungguhlah merugi bagi seorang guru yang mengajarnya hanya berdasarkan mitos-mitos. Bukankah sekedar hapal rumus tetapi tidak tahu maknanya itu juga merupakan mitos. Sekedar kagum tetapi tidak mampu berpikir kritis itu juga mitosmu. Maka kenalilah baik-baik musuhmu itu. Sedangkan bahaya paling besar di muka bumi ini adalah jika seseorang sangat menikmati kegiatannya menutupi jati diri orang lain dengan bayangannya. Apakah kamu juga menginginkan agar murid-muridmu selalu mengejar dan berlindung di bawah bayang-bayangmu. Bukankah hal yang demikian sebetulnya menghilangkan jati diri mereka dan dengan demikian kamu telah berbuat dholim kepadanya. Ingatlah bahwa tiadalah orang selalu dapat bersama dengan semua sifat-sifat dan miliknya. Hanya sifat dan milik tertentu saja yang Tuhan perkenankan untuk selalu mendampingimu kelak sampai ke akhir jaman. Kata orang bijak itulah amal dan perbuatanmu. Jadi keunikanmu itu adalah hargamu. Hanya dirimu sendirilah yang mempertanggungjawabkan perbuatanmua.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu siapakah sebenarnya kau dan dimanakah kau itu?
Orang tua berambut putih:
Aku sendiri sulit mendefinisikan diriku sendiri. Kadang-kadang aku adalah bacaanmu, kadang-kadang aku adalah referensimu, kadang-kadang aku adalah gurumu, kadang-kadang aku adalah pertanyaamu, kadang-kadang aku adalah pikiranmu, kadang kadang aku adalah pikiran gurumu dan kadang-kadang aku adalah gurumu. Tetapi aku bisa menjelma menjadi paradigma, menjadi teori, menjadi filsafat da menjadi cita-citamu. Maka untuk memahamiku tidaklah cukupkamu hanya menggunakan satu metode saja. Terlibatlah secara sinergis tali temali dengan ku dan juga dengan murid-muridmu. Berlandaskan keteguhan hati dan iman dan taqwa kepada Alloh ya Robbi.
Guru menggapai batas:
Aku bingung. Siapakah kau dan dimanakah kamu berada?
Orang tua berambut putih:
Kadang-kadang aku adalah kau juga. Kadang-kadang aku menyerupai dosenmu. Tetapi jika kamu ingin melihat wajahku yang sebenarnya maka tengoklah pada akal dan pikiranmu. Tempat tinggalku adalah di batas pikiranmu. Usahamu menggapai batas pikiranmu itulah sebenarnya aku. Padahal kita tahu bahwa batas pikiranmu itulah sebenar-banarnya ilmumu. Jadi aku tidak lain tidak bukan sebenarnya adalah ilmumu. Aku dan kau adalah sama juga yaitu menterjemahkan dan diterjemahkah. Itulah sebenar-benar hidup di dunia. Maka agar kau sukses dalam mendidik siswa-siswamu, sinergis tali-temalikanlah dirimu dengan mereka untuk bersama sama saling menterjemahkan dan diterjemahkan dalam dimensi ruang dan waktu. Bagaikan bola dunia yang berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari. Gerakanmu dan gerakan mereka yang kokoh, kuat dan stabil seakan tenang sunyi dan hening, padahal sangat ramai di dalamnya. Itulah sifat black-hole yang mempunyai energi yang sangat besar dan mampu menarik segalanya yang ada disampingnya, yang ada dalam penglihatannya, yang ada dalam pergaulannya, yang ada dalam doa-doanya. Di situlah kamu sudah dapat dikatakan berada dalam kedudukan sistemik melakukan hijrah inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan jika didukung oleh semua orang yang sadar dengannya maka dia ibarat black-hole tersebut. Maka jadikanlah bahwa dirimu tidak lain tidak bukan adalah inovasi itu sendiri. Katakan bahwa aku adalah inovasi. Maka sebenar-benar diriku, Orang Tua Berambut Putih, tidak lain tidak bukan adalah inovasi. Ketahuilah bahwa bumi tidak hanya berputar pada porosnya, tetapi bergerak mengelilingi matahari. Itulah kodrat Nya. Jadi untuk mengetahuiku kamu harus berikhtiar. Apakah ikhtiar itu? Tidak lain tidak bukan adalah hijrah. Maka sebetul betulnya hidup adalah hijrah, disadari maupun tidak engkau sadari. Bukankah para Nabi telah mengajarkanmu apa itu dan bagaimana hijrah. Hijrahlah dalam doa, karena kita dapat juga katakan bahwa sebenar-benar hidupmu adalah doamu. Itulah sebetulbetulnya tujuan bagi semua manusia di dunia yaitu kebahagiaanmu didunia dan akhirat, jikalau dia telah mentransformir dirinya menjadi doa kepada Mu Ya Alloh Ya Robbi. Amien.
Guru menggapai batas:
Aku ingin menangis.
Orang tua berambut putih:
Boleh. Karena tangisanmu adalah tulisanmu, referensimu, bukumu dan juga ilmumu. Namun janganlah kamu terbuai dengan tangisanmu, karena tangisanmu hanyalah sebagian dari hidupmu. Lebih banyak lagi hal-hal yang perlu kamu pikirkan. Sebagai orang cerdas maka kamu ku tantang dapatkah menangis sambil memikirkan hal-hal yang lain? Bukankah kita maklum bahwa setinggi-tinggi ilmu adalah ikhlas dan mengingat Tuhan. Maka setinggi-tinggi amal perbuatanmu adalah selalu ikhlas dan dalam keadaan mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun, dalam keadaan bercakap, dalam keadaan duduk, bahkan dalam keadaan menangis atau tidur sekalipun.
Guru menggapai batas:
Saya telah memperoleh terang yang luar biasa guruku. Dan sekarang saya iklhas berpisah dengan mu. Dan saya akah kembali pulang bertemu dengan keluarga untuk berjuang meningkatkan pendidikan matematika lebih bernurani.
Orang tua berambut putih:
Jika kau sebut aku sebagai gurumu maka itu adalah diriku yang lain. Sekali lagi aku khawatir tentang klaimmu bahwa kau telah memperoleh terang yang luar biasa. Jangan-jangan itu kesombonganmu. Karena klaim sekecil apapun tidak luput dari kesalahan. Mengapa? Itulah sifat terbatas manusia, dan sifat tak terbatas hanyalah milik Tuhan. Padahal kesombongan adalah dosa pertama dan dosa paling besar. Tetapi tidak. Saya melihat bahwa kamu tadi adalah spontan dan murni. Spontan, murni, orisinalitas dan tak berprasangka buruk adalah modal utama memperoleh ilmu. Tetapi maaf karena kalimatku yang terakhir itu juga adalah klaim ku. Jadi aku juga terancam kesombongan. Maka ighstifar adalah satu-satunya solusi. Alhamdullilah. Mudah-mudahan kita semuanya ikhlas. Jika terpaksa aku mengucapkan good bye, maka itu juga diriku yang lain. Jika aku teruskan ucapanku aku khawatir dituduh tidak sadar ruang dan waktu. Tiadalah ada sebenar-benarnya perpisahan itu bagi orang-orang beriman. Beterbaranlah dimuka bumi ini dan menjadilah pahlawan pendidikan. Tetapi ingatlah bahwa pahlawan bukannya seorang jendral yang memenangkan perang dimedan laga. Tetapi seorang hamba yang berilmu. Namun janganlah pernah mengklaim diri sebagai pahlawan, biarkan akar rumput yang menyanyikannya. Maka aku juga kurang begitu nyaman jika ada guru menyanyikan dirinya sebagai pahlawan. Selamat berjuang. Maafkan segala kekhilafanku. Semoga berhasil. Amien

Guru Menggapai Batas Ternyata Masih Mengejarnya:

Tunggu dulu guru, masih ada satu lagi pertanyaanku. Temanku mengatakan bahwa untuk menjadi guru yang baik, tentunya membutuhkan proses dan bimbingan. Dia mengatakan bahwa sesuai ungkapan " Man ta'allama bila syaikhin, fa syaikhuhu syaitoon " Orang yang belajar tanpa pembimbing maka pembimbingnya adalah setan. Maka jika guru meninggalkan ku aku khawatir muncul sifat - sifat setan yang mengajak pada perilaku yang tidak diridloi oleh Allah SWT.

Orang Tua Berambut Putih Bersedia Menghantar Sampai Batas:

Jangan salah paham, sudah saya katakan bahwa yang mengucapkan good-bye adalah diriku yang lain. Sedangkan diriku yang lain lagi senyata-nyatanya selalu bersamamu kamanapun kamu pergi. Panggilah aku dengan pertanyaanmu, karena aku tidak lain tidak bukan adalah pertanyaanmu. Dan pertanyaanmu adalah pengetahuanmu. Tetapi hendaklah kamu belajar agar mengerti batas-batas sampai di mana aku bisa bersamamu. Aku selalu bersamamu sampai kamu tidak bisa lagi “bertanya”. Karena sesungguh-sungguhnya segala macam pertanyaanmu itu tidak bisa berada diluar pikiranmu. Padahal aku mengerti bahwa pikiranmu bersifat terbatas, dan batasnya tidak lain tidak bukan adalah diriku. Sekali lagi aku ingatkan bahwa disinilah kamu mulai masuk alam transenden, dimana segenap jiwa ragamu termasuk pikiranmu beserta diriku menjelma kedalam hatimu. Maka disini, sebenar-benar ilmumu adalah hatimu. Sebenar-benar hidupmu adalah juga hatimu. Dan juga tidak ada lagi diriku. Yang ada adalah ikhlas, iman dan taqwa mu. Maka untuk bertemu Tuhan mu tidaklah cukup hanya dengan pikiranmu dan tidaklah cukup juga mengandalkan diriku, tetapi hatimu yang ikhlas itulah yang akan menuntunmu. Ketika kamu semakin dekat dengan Tuhan mu, maka tidaklah kamu memerlukan "pertanyaan". Keikhlasan yang dibimbing Tuhan mu itulah yang akan mampu mengusir setan dan Jin bertanduk tujuh. Itulah setinggi-tinggi tujuan hidup, yaitu dihampiri rakhmat Nya. Jikalau Tuhan telah berkenan menghampirimu, maka kemanapun kamu memandang, adalah rakhmat dan karunia Nya yang ada di situ. Itulah sebenar-benar makna pendidikan kualitas kedua, ketiga, dst. Baiklah kalau begitu marilah kau kuhantarkan sampai tempat di mana kamu tidak bisa lagi “bertanya”. Amien ya robbal alamin.
Posted by Dr. Marsigit M.A. at 11:55 PM

Agus supranto, S.Pd said...
I was very impressed with what you’ve written about : Innovation of education – Elegy of a teacher to throw the border. What ? – How ? – what for ? A Teacher throw which also the border of his educational participant ?. The borders that all the time not acquire the serious attention, not to mind in fact, so that education unsignificant. The process of education which does’nt know the value of border that should be reach, make the educational participants rather difficult to develop the job. Whereas the development of their job become the subject of education so far.
I don’t want to know about my potention, since I’m afraid of my conceit. Based on the brightness of educational certificate, I should effort, struggle with the whole abilities to move the change of my mind, my environment to throw the border, which also the border of educational participant. I have to socialice to professional collegues, my environment and surrounding stake holders the throw up those border, which their border too. In conformity with my role, I will throw the border by change my institution become the laboratory for the activities of my educational participants. So that the process of reformation education become the main agenda in my professional job to throw my border. More or less I do hope there’s a way for me.
Amen with the bless of God.

Selasa, 10 Februari 2009

Komentar blog :

Blog ini sangat sederhana sekali, maklum sang bloger masih amatiran. Kepada para pembaca harap maklum yaaaa,.....

Sabtu, 10 Januari 2009

Guru Masa Depan

Telah banyak upaya dalam meningkatkan kulalitas guru baik itu melalui : MGMP, Penataran-penataran, Work Shop, seminar, Pelatihan, atau yang sejenisnya. Penulis saat inipun sedang mengikuti program pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu guru yaitu, " Pendidikan sertifikasi ". Namun ( bukannya pesimis ) hasil-hasil evaluasi khususnya pendidikan matematika selama ini masih belum menunjukan peningkatan yang berarti. Dari usaha-usaha tersebut seharusnya : Mutu guru meningkat-Kualitas kerja guru meningkat- Mutu siswa meningkat. Hal ini dapat terbaca oleh kita bahwa, mutu guru sudah bagus hanya mutu kerja gurulah yang belum menyesuaikan dengan semestinya. Hal ini terjadi karena guru tidak pernah mendapatkan umpan balik terhadap kinerjanya, meskipun ada jarang, hal ini penulis alami.Sehingga guru tidak tahu bagaimana sebenarnya kita semua dalam melaksanakan pembelajarannya ? Dimana kelemahan atau kelebihannya ? Kurang bagaimana ? Akibatnya guru tidak tahu.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, disamping meneruskan kegiatan-kegiatan tersebut diatas, juga diadakan pembinaan guru-guru tentang suatu sistem atau teknik supaya guru dapat mendapatkan umpan balik.Menurut Dr. Zamroni terdapat dua model peningkatan mutu guru yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. memperkuat," hidden curriculum". yaitu proses penanaman nilai-nilai dan sifat-sifat pada diri siswa. Prose ini dilaksanakan lewat perilaku guru selama melaksanakan pembelajaran. Untuk menanamkan disiplin, guru perlu memberikan keteladanan kedisiplinan. Contoh : Guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu.
Sedangakan kegiatan pembinaan yang diperlukan adalah :
1. Mengkaji secara lebih mendalam makna, " hidden curriculum".
2. Secara sadar merancang pelaksanaan, " hidden curriculum".
3. Mengidentifikasi momen untuk melaksanakan, " hidden curriculum".

b. Self - Reflektion
Adalah suatu kegiatan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan umpan balik dari apa yang telah dilakukan.Umpan balik tersebut diantaranya :
1. pemahaman peserta didik tentang apa yang telah disampaikan
2. perilaku guru yang tidak efisien dan tidak efektif.
3. perilaku guru yang efisien dan efektif.
4. perilaku yang perlu diperbaiki
5. perilaku yang diinginkan oleh siswa
6. perilaku yang seharusnya dilakukan.
berdasarkan self-reflektion inilah guru akan memperbaiki dan terus memperbaiki pola pembelajarannya. Minimal ada dua cara bagi guru melakukan refleksi yaitu : pertama guru melakukan PTK dan kedua guru manampung pendapat-pendapat siswa. Pada akhirnya penulis mengajak para pembaca yang kebetulan sama berprofesi sebagai guru, apabila sependapat dengan hal diatas marilah kita laksanakan bersama demi kemajuan pendidikan bangsa ini. Untuk itu saran, komentar, pendapat atau kritik sangat di harapkan dalam Blog ini,.......... 1

Agus supranto, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Kadudampit Kabupaten Sukabumi
Contact person : 085218273390

Rabu, 07 Januari 2009

Refleksi : Profesi Sebagai Guru ( Pendidik )

Pada hari ini selasa, 6 Januari 2009 penulis sedang mengikuti pendidikan sertifikasi guru melalui jalur pendidikan. Di akhir semester satu pendidikan ini, marilah kita renungkan sejenak profesi sebagai guru. Banyak catatan-catatan yang perlu kita garis bawahi terkait dengan profesi kita sebagai guru. Dari hasil pencerahan melalui pendidikan ini penulis dapat ungkapkan, model atau type guru yang diharapkan pada saat ini kalau boleh disebut guru yang ideal. Dia adalah sosok guru yang diidolakan oleh peserta didiknya, kedatangannya sangat diharapkan dan ditunggu. Kedatangannya dapat menghangatkan suasana, sehingga mengajarnya mudah diterima. Peserta didik menjadi termotivasi, gairah, semangat, kreatif dan inovatif. Guru yang cerdas ( intelektual, emosional, dan spiritualnya ) sehingga dalam memperlakukan peserta didik sebagai yang diutamakan, sesuatu yang berharga. Dia mengajar dengan tulus, ihklas, melayani dengan sepenuh hati, tanpa mengharapkan imbalan dalam hatinya, " Hanya memberi, Tak harap kembali ". Guru berperangai murah senyum, sikap dan perilakunya pantas untuk, " digugu lan ditiru ( pantas diteladani atau dicontoh )".Guru yang mengedepankan konsep dalam hidupnya, " Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mbangun karso, dan Tut wuri handayani ". Untuk itulah kita sedih dan prihatin tatkala mendengar berita-berita miring ( negatif ) akhir-akhir ini yang hangat beredar di kalangan masyarakat. Ditambah dengan adanya kejadian-kejadian KDS ( Kekerasan Dalam Sekolah )yang ditayangkan oleh media cetak maupun media elektronik, hal ini tentunya semakin menurunnya pamor guru. Untuk itulah saatnya sekarang kita tinggalkan pola-pola pendidikan warisan jaman penjajah, yang penuh dengan kekerasan, kekejaman, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kita ganti dengan kasih sayang. Guru yang bersifat dinamis dan inovatif mengikuti perkembangan IPTEK dan selalu mengadakan pembaharuan, selalu ingin membuat sesuatu menjadi lebih baik. Sudahkah karakter tersebut di atas kita penuhi ? Yang jelas mulai saat inilah kita harus hijrah untuk mau mengubah pola pembelajaran kepada peserta didik kita. Moment ini kita gunakan sebaik-baiknya untuk merenungkan tugas profesi kita sebagai guru. Profesi yang sangat mulia, " bergaji tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat sana ( Insya Allah )". Masa depan bangsa, agama dan negara terletak bagaimana guru ( kita ) memberikan arahan kepada peserta didik. Pembelajaran terhadap nilai-nilai yang bermanfaat dalam hidupnya akan dijadikan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang dapat dibanggakan. Kita rintis, " sedikit demi sedikit, lama - lama kian menjadi bukit ". Namun demikian, hal yang masih tumpang yang dapat digunakan sebagai bahan catatan atau renungan, terkait dengan pendidikan menurut saya adalah :
Pertama : belajar tuntas. Menurut hemat penulis peserta didik dikatakan tuntas pada KD ( Kompetensi Dasar ) tertentu jika telah memperoleh kualitas nilai sama dengan atau lebih dari KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal )yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, apabila peserta didik telah dinyatakan tuntas terhadap semua KD otomatis lulus tanpa embel.... embel harus mengikuti ujian-ujian yang lainnya, termasuk ulangan umum ( Ulum ) maupun Ujian Nasional ( UN ). Apabila belajar tuntas dilaksanakan dengan sepenuhnya , maka menurut hemat penulis diberlakukan adanya pembelajaran , " Sistem Kerdit Sermester ( SKS )".
Kedua : Syarat kelulusan. Selama ini yang menjadi salah-satu syarat lulus/tidaknya peserta didik dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan adalah Ujian Nasional ( UN ).Jadi, walaupun seorang peserta didik telah tamat dan tuntas untuk seluruh KD belum tentu lulus, kalau nilai UN-nya masih di bawah ketentuan. Menurut hemat penulis pula, dengan adanya sistem belajar tuntas UN sebaiknya tidak perlu dijadikan syarat kelulusan, karena hal ini akan merugikan peserta didik. tetapi UN tetap dilaksanakan, dengan tujuan digunakan sebagai gambaran kualitas pendidikan secara umum terhadap lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.Apabila kedua hal tersebut diatas dilaksanakan niscaya hasil belajar peserta didik benar-benar mencerminkan dari kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan ( kualitas sumber daya ) peserta didik itu sendiri.Dengan kata lain, secara kuantitatif angka-angka yang diperoleh peserta didik benar-benar menggambarkan kualitas peserta didik secara keseluruhan ( cerdas : intelektual, emosional, dan spiritualnya ).
Hal di atas mudah-mudahan dapat menjadikan catatan oleh para stake holder pendidikan untuk menjadi bahan renungan, karena dilema bagi para ujung tombak pendidikan ( guru ). Di satu sisi pembelajarn menekankan proses, proses membangun pengetahuan baru pada diri siswa, di sisi lain menekankan kepada hasil. Apapun kebijakkannya, yang jelas pemerintah mempunyai niat yang baik dan tulus untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ). Mudah-mudahan SDM bangsa Indonesia terus meningkat dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Amiin.