MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Selasa, 28 November 2017

PERMASALAHAN/KENDALA DI SEKOLAH
TERKAIT MAPEL MATEMATIKA

Permasalahan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan :

1. Guru
Banyak hal lain yang mengganngu, misalnya :
a. Administrasi guru yang harus dilengkapi terlalu banyak
b. Banyak hal lain yang harus dikerjakann guru terkait nasib guru, misal tentang : MGMP, PKB, 
UKG dan menyusun DUPAK / Berkas kenaikan pangkat ( yang sangat banyak sekali syaratnya yang harus dipenuhi ), syarat peneriamaan TPG yang semakin lama diperketat. Semuannya itu bertujuan baik, tetapi kenyatannya, semuanya ini menjadi PR yang keras bagi guru, sehingga guru menjadi tidak fokus dalam menjalankan tugas ( mendidik dan mengajar ), karena terkait dengan pendapatan, gaji dan tunjangan.

2. Siswa
Begitu sulitnya menkondisikan agar timbul motivasi/keinginan/kesadaran ikhlas agar belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun ( walaupun tidak semuannya /sebagian besar siswa ). Ciri yang menandakan demikian : tugas sebagian besar tidak dikerjakan, catatan tidak lengkap, tanya-jawab tidak lancar,perolehan ulangan sebagian besar tidak memuaskan buku sering ditinggal di sekolah, begitu cepatnya selesainya mengerjakan soal-soal ulangan UAS, Diantara penyebabnya dimungkinkan : 
a. Pendidikan gratis, sehingga tanggung-jawab siswa dan ortu kurang.
b. Kondisi lingkungan keluarga dan  rumah, misal : anak yg kurang didikan ortu karena tinggal tidak sama ortu ( tetapi nenek ) disebabkan ortu yg gagal membina rumah-tangga, sehingga dari sikap dan perilaku sangat mempengaruhi.
c. Kemampuan awal/prasyarat siswa kurang/tidak memadai : misal, OPH bilangan baik bulat atau ganjil sangat rendah padahal seharusnya sudah dipelajari di itngkat pendidikan sebelumnya.
d. Cara pandang siswa : mapel matematika dianggap sebagai mapel yang sulit, jadi sebelum belajar sudah merasakan sulit.

3. Sistem dan kebijakan pendidikan 
Sistem dan kebijakan pendidikan dibuat semua bertujuan baik, tetapi dalam praktek dan kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan/sekolah. 
Misal : UKG yang bertujuan mengetahui/meningkatkan kualitas kemampuan guru.
Dulu ( th. 2012 ) :Guru langsung di tes saja ( Kemampuan : Pedagogik, Sosial, Keprofesionalan )
GP ( Guru pembelajar/th. 2016 ) : tugas on line ( bisa dimana saja ) - UKG on line bisa dimana saja -paling tepat, biaya murah hanya kuota internette
PKB ( th. 2017 ): Harus tatap muka - tugas2 tatap muka - Ujian ( UKG ) di tempat yg telah ditentukan, hal ini menyita waktu guru harus meninggalkan tugas mengajar.
Misal : sistem belajar tuntas
Dalam sistem belajar tuntas sebaiknya, tidak perlu lagi adanya : UAS ( ganjil dan genap ) dan US, karena siswa dalam belajar dirasa sudah tuntas/lulus dalam mapel. Bila UN masih diperlukan. Dalam belajar tuntas tepatnya diterapkan sistem SKS, dan tak perlu adanya KKM yang dalam prakteknya unsur luar mempengaruhi.
Misal : kelulusan
Sebaiknya kelulusan sepenuhnya pihak sekolah yang menentukan, tetapi kenyatannya tidak demikian. UN sebaiknya hanya dipergunakan untuk mengetahui kualitas sekolah tersebut di tingkat nasional.
Misal : mapel penting ( TIK ) malah dihilangkan, hal ini sama saja pembodohan/penjajahan dalam bidang pendidikan. Dengan TIK yang baik siswa bisa : blog, email, pembelajaran via e-moodle, dan menggali ilmu tanpa batas. 

4. Sapras
Sarpras yang tersedia kurang memadai dan yang dikirim oleh pemerintah terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Misal : sebaiknya di setiap kelas ada papan berpetak dan infokus, hal ini akan memudahkan dalam PBM.
Misal : buku kurikulum 2013 menyediakan buku yang sangat tebal, menyebabkan siswa malas membawa ke sekolah, siswa takut/malas duluan membacanya karena sangat tebal/tidak disajikan secara ringkas.
Misal : tidak tersedianya media setiap topik pembelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar