KHUTBAH SHOLAT IDUL ADHA
Khutbah pertama terdiri :
1. Hamdalah
1. Hamdalah
Khutbah pertama :
Assalamu’alaikum wr.,
wb.
Allahu Akbar ( 9x )
Alloohu akbar kabiiro,
wal hamdu lilaaahi katsiroo, wa suhaanalloohi bukrotaw wa ashila, laa ilaaha
illalloohu walloohu akbar, Alloohu akbar wa lillaahil hamd.
Innal
hamda lillaah, nahmaduhu wa nasta’iinuhu, wa nastaghfiruh, wa na’udzu billaahi
min syuruuri anfusina, wa min sayyi-aati a’maalina, may yahdihillaahu falaa
mudhilalah, wa may yudhlil falaa haadiya lah, asyhadu al laa ilaaha ilalloohu
wahdahu laa syariika lah, wa anna sayyidinna muhammadan abduhu wa rosuuluh.
Alloohumma
sholli wa sallim’alaa sayyidina muhammad wa’alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin.
Amma
ba’du, fa yaa ibaadallooh, ittaqullooha haqqo tuqootih wa laa tamuutunna illa
wa antum muslimuun
Qolalloohu
ta’aala fil qur’aanil karim : A’uudzu billahi minasy syaithoonir rojim.
Bismillahi hirrohmanirrohim.
Inna
a’thoinaakal kaustar(1), fasholli lirobbika wan-har (2), Inna syaani-aka huwal
abtar (3 ).
( Jamaah kaum muslimin wal muslimat rohimakumullooh )
Sebagai seorang Muslim yang beriman tentunya
sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengetahui sejarah di balik terjadinya
hari-hari penting, termasuk pada Hari Raya Idul Adha.
Asal muasal Idul Adha bermula ketika Nabi
Ibrahim AS mendapatkan wahyu dari Allah SWT melalui sebuah mimpi, mimpi yang
datang dan di alami berkali-kali. Nabi Ibrahim percaya bahwa mimpi yang dia
lihat saat itu merupakan pertanda perintah dari Allah SWT.
Pada mimpi tersebut nabi Ibrahim melihat
dirinya sedang menyembelih anaknya sendiri yakni Nabi Ismail. Mimpi tersebut
tentunya membuat Nabi Ibrahim gundah, gelisah, karena harus mengorbankan
anaknya sendiri. Apakah ia sebagai seorang ayah tega membunuh anaknya sendiri?
Nabi Ibrahim Menyampaikan Isi Mimpinya
Tetapi ketaatannya kepada Allah SWT lebih
besar dibandingkan dengan kecintaan kepada Nabi Ismail. Hal ini dibuktikan
dengan Nabi Ibrahim yang akhirnya memberanikan diri untuk menyampaikan dan
menceritakan apa yang ada dalam mimpinya saat itu.
Hal yang tidak diduga-duga justru keluar
dari mulut Nabi Ismail. Nabi Ismil justru mengiyakan dan mengamini apa yang
sudah diceritakan oleh ayahnya. Ia dengan sukarela untuk menerima perintah
Allah SWT tersebut.
Tanggal 10 Dzulhijjah ditetapkan sebagai
hari dimana Nabi Ibrahim memutuskan untuk melaksanakan perintah Allah, yakni
untuk menyembelih Nabi Ismail. Maka mulailah nabi Ibrahim mempersiapkan segala
sesuatunya, pedang di asah dengan sangat tajam, supaya tidak terasa sakit saat
untuk menyembelih.
Godaan Setan kepada Nabi Ibrahim
Sesaat sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Nabi
Ismail, muncul setan yang datang menghampiri dengan bisikan-bisikan sesatnya
agar Nabi Ibrahim mengurungkan niatnya tersebut. Namun Iman dan tekad Nabi
Ibrahim sudah bulat kala itu, ia mengambil batu kemudian melemparkannya kepada
setan dengan teriakan “Bismillahi Allahu Akbar”.
Sampai saat ini peristiwa tersebut diabadikan dengan
istilah ‘lempar jumrah’,
kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian saat melakukan ibadah Umrah.
Setelah Nabi Ibrahim berhasil mengusir setan, mereka
berdua menuju sebuah tanah lapang dengan pedang yang sudah diasah dengan sangat
tajam agar Nabi Ismail tidak merasa kesakitan saat disembelih.
Malaikat Jibril Datang
Hal tidak masuk akal terjadi saat Nabi
Ibrahim mencoba untuk menyembelih Nabi Ismail, pedang yang sudah diasah dengan
sangat tajam terpental secara terus menerus.
Ditengah usaha yang selalu gagal yang
dilakukan Nabi Ibrahim secara tiba-tiba malaikat Jibril datang menghampiri
mereka berdua untuk menukar Nabi Ismail dengan hewan ternak yakni Qurban. Dari peristiwa tersebut kemudian
dijadikan perayaan Hari Raya Idul
Adha atau dikenal dengan istilah Idul Qurban.
Demikian adalah ulasan tentang sejarah Idul
Adha. Semoga dapat memberikan wawasan yang dapat menambah ketakwaan anda kepada
Allah SWT.
Baarokalloohu lii wa lakum fil qur-aanil ‘adziim, wa nafa’anii, wa iyyakum bimma fiihi minal aayaati, wad dzikril hakim.
Aquulu qouli haadza, wa
astagfirulloohal adziima lii wa lakum, wa lisaa-iril muslimiina wal muslimaat,
wal mu’miina wal mu’minaat, fastaghfiruuh innahu huwal ghofuurur rohiim.
Duduk sebentar, kemudian berdiri lagi untuk Khutbah kedua :
Allahu Akbar ( 7x )
Alhamdu lillaahi
robbil’aalamiin, was sholaatu was salaamu ’alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa
aalihii wa soh-bihi ajma’iin, amma ba’du.
Fa
yaa ‘ibaadallooh. ittaqullooha haqqo
tuqootih wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun.
Qolalloohu
ta’aala fil qur’aanil karim :Innallooha wa malaaikatahu yusholluuna ‘alaa Nabi,
yaa ayyuhal ladziina aamanuu sholluu ‘alaihi, wa sallimuu tasliimaa.
Alloohumma
sholli wa sallim’alaa sayyidina muhammad
wa’alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin.
Alloohummaghfir
lil muslimiina wa muslimaat, wal mu’miniina wal mu’minaat, al-akhyaa-i minhum
wal amwaat.
Alloohummadfa’
‘annal ghola’a, wal balaa’, wal wabaa’, war ribaa, waz zinna, wal fakhsyaa’,
wal munkar, was syadaa-ida, wal mihan, wa suu’al fitani maa dhoharo minha, wa maa baton, am baladinaa haadza khoo-soh,
wa ‘an saa’iri biladil muslimiina ‘aammah, yaa robbal ‘aalamiin.
Robbanaa
aatinaa fid dun-yaa khasanah wa fil aakhiroti khasanah wa qinaa adzaban naar.
Ibaadalooh,
innallooha ya’muru bil
‘adli wal ihsaani, wa iitaa-i dzil qurba, wa yanha ‘anil fakhsyaa-i, wal munkari, wal
baghyi, ya’idzukum la’allakum
tadzakkaruun, fadzkurulloohal
‘adzima yadzkurkum,
wasykuuruhu ‘alaa ni’amihi yazidkum, waladzikrulloohi akbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar