MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Senin, 08 Desember 2025

 SOSIALISASI STEM atau STEAM

Perbedaan utama antara STEM dan STEAM terletak pada penambahan huruf 'A' (Arts/Seni) pada STEAM, yang membuat STEAM mengintegrasikan seni (seperti musik, drama, seni visual) ke dalam kerangka Sains (Science), Teknologi (Technology), Teknik (Engineering), dan Matematika (Mathematics) untuk mendorong kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah yang lebih inovatif, sementara STEM lebih fokus pada keterampilan teknis dan logika murni.

Undangan sosialisasi STEM yang tadinya Senin, 8 Desember - 10 Desember 2025 ( 3 hari ), alhamdulillah direvisi menjadi 2 hari saja ( Senin, 8 - Selasa, 9 Desember 2025 ) bertempat di SMPN 1 Sukaraja, dengan acara sebagai-berikut :
1. Menyanyikan lagu : Indonesia Raya dan Mars Kab. Sukabumi - Hadirin dimohon berdiri
2. Do'a ( Pepen Ruspendi, S.Pd )
3. Sambutan Kasie Kurikulum Dinas SMP ( Ateng T., M.Pd )
4. Sambutan Sekdis ( Herdiawan, S.Ip., M.Si )
5. Penutup ( Membaca hamdalah - di ikuti pantun " permohonan maaf )

ACARA Inti Sosialisasi STEM, disampaikan oleh moderator ( Pengawas Dinas Kab. ) yang akan di paparkan oleh Analis Program dan Kegiatan Dinas Kabupaten ( Bpk. Dr. Abdul Aziz Rahman, M.Pd ) yang intinya :
a. Manfaat silaturahami : panjang umur
b. Bagaimana guru dimasa datang : guru harus melek digital, guru harus mengikuti arus dan jangan melawan arus tanpa meninggalkan adat, budaya,ahklak dan hal baik dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Sebaiknya ada komunitas ( WA ) guru serumpun
d. Permendikbud No. 11 Tahun 2025, Tentang beban kerja guru
e. STEM harus mulai dari :
1).Masalah baru ( new problem )
2). Solusi yang ada ( efektif atau tidak ),  ex. penyakit diabetes disuntik dengan insulin ( tetapi masalah baru muncul : jika alat suntik dipakai berulang-ulang maka penyakit menular )
3). User centris ( Bagaimana pandangan pengguna, tentang kelebihan atau kekurangan terhadap sesuatu )
Jadi STEm jangan sekali-kali mulai dari Capaian Pembelajaran ( CP )


TUGAS KELOMPOK 4 STEM  
( Membuat Eco Enzyme )

ECO ENZYME

Eco enzyme adalah cairan serbaguna hasil fermentasi : limbah organik dapur (kulit buah & sayuran) dengan gula dan air, menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengurangi sampah dan bisa dipakai sebagai pupuk, pembersih alami rumah tangga (lantai, piring, toilet), pembersih udara, pestisida, hingga penyegar ruangan. Manfaat utamanya mencakup pertanian (pupuk, pestisida alami) dan rumah tangga (pembersih, disinfektan, pengharum), serta membantu menjaga kualitas lingkungan dengan menggantikan produk kimia berbahaya.

Manfaat eco enzym :

1. Pengganti pembersih kimia ( Namun, perlu diingat, eco enzyme belum tentu sekuat produk pembersih kimia yang sudah teruji secara ilmiah.)

misalnya sebagai pel lantai, sabun cuci piring, atau pembersih kamar mandi. Cairan ini dipercaya mampu membantu mengangkat kotoran dan noda ringan di berbagai permukaan benda. 

2. Mengurangi bau tidak sedap

menyemprotkan atau menuangkan eco enzyme ke area berbau untuk mengatasi aroma tidak sedap, tapi hal ini belum diteliti secara ilmiah.

3. Menyuburkan tanaman

sebagai pupuk cair organik untuk menyiram tanaman atau memperbaiki kualitas tanah, eco enzyme mengandung nutrisi dari hasil fermentasi limbah organik, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. 

4. Membersihkan air limbah

menuangkan eco enzyme ke saluran air,  parit, selokan, atau sungai kecil, dengan harapan limbah menjadi lebih cepat terurai ( oleh bakteri pada eco enzym ) dan air menjadi lebih bersih.

5. Mengusir serangga

Cairan ini biasanya dicampurkan dengan air dan disemprotkan di sudut rumah, tanaman, atau area yang sering didatangi serangga, seperti lalat atau nyamuk. Aroma asam yang kuat dari eco enzyme dianggap kurang disukai serangga tertentu.

Pembuatan eco enzyme dari limbah organik dilakukan dengan mencampur gula (gula merah atau molase), limbah organik (sisa buah dan sayuran), serta air bersih dengan perbandingan standar 1:3:10  ( Gula/molase : limbah organik : air = 1 : 3 : 10 ). Perbandingan  ini menurut 

Dr. Rosukon Poompanvong adalah pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand, yang mengembangkan formula ini setelah penelitian selama lebih dari 30 tahun (sejak 1984)

Campuran difermentasi selama minimal tiga bulan di wadah plastik kedap udara ( ditutup rapat ) selama minimal 3 bulan, lalu disaring untuk mendapatkan eco enzyme yang siap digunakan sebagai cairan serbaguna.  

 Langkah pembuatan ECO ENZYME :

Bahan:

  • 100 gram gula merah, gula pasir, atau molase
  • 300 gram limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran segar, tetapi hindari limbah daging, ikan, atau produk susu
  • 1 liter ( 1000 ml ) air bersih
  • Wadah plastik bertutup, jangan gunakan wadah kaca karena bisa pecah akibat gas fermentasi

 Cara pembuatan:

  • Masukkan gula ke dalam wadah plastik, lalu tambahkan limbah organik yang sudah dipotong kecil-kecil. 
  • Kemudian, tuangkan air bersih ke dalam wadah. 
  • Aduk seluruh bahan hingga rata. Tutup wadah dengan rapat, tetapi jangan mengisi wadah hingga penuh agar ada ruang untuk gas hasil fermentasi.
  • Lakukan fermentasi selama 3 bulan dengan menyimpan wadah di tempat yang sejuk, teduh, dan tidak terkena sinar matahari langsung. 
  • Pada satu minggu pertama, buka tutup wadah setiap hari untuk mengeluarkan gas. Selanjutnya, cukup buka tutup seminggu sekali.
  • Setelah tiga bulan, saring cairan hasil fermentasi dan pindahkan ke botol bersih yang tertutup. Eco enzyme siap digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga.

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Eco Enzyme

Sebelum mulai membuat atau menggunakan eco enzyme, ada hal yang penting diketahui, di antaranya:

  • Kontak langsung dengan cairan yang belum terfermentasi sempurna atau menghirup aromanya yang kuat bisa menyebabkan iritasi pada kulit, hidung, atau saluran napas, terutama bagi orang yang sensitif
  • Eco enzyme tidak terbukti efektif membunuh bakteri ataupun virus penyebab penyakit, sehingga tidak dapat dijadikan pengganti cairan disinfektan untuk standar sanitasi
  • Jika proses pembuatan tidak higienis atau wadah tidak tertutup rapat, fermentasi dapat gagal dan menghasilkan jamur atau cairan berbahaya
  • Jika digunakan berlebihan, cairan dengan kandungan asam tinggi, seperti eco enzyme, bisa berdampak negatif untuk lingkungan 

Catatan :

1.    Fermentasi adalah proses biokimia di mana mikroorganisme (seperti ragi, bakteri, atau jamur) mengubah karbohidrat (gula/pati) menjadi alkohol, asam, atau gas, menghasilkan perubahan rasa, tekstur, dan aroma pada makanan, serta mengawetkannya dan menambah nutrisi, seperti pada tempe, yogurt, atau tapai, sering terjadi tanpa oksigen (anaerobik). 

2.       1 liter = 1000 cm = 1000 cc = 1000 gr = 1 Kg.

(100 gr. Gula ) : ( 100 gr. X 3 = 300 gr. ) : ( 100 gr. X 10 = 1000 gr. = 1 liter ) 

Satuan : ( Panjang, Luas dan Volume )

3.   mm – cm – dm – m –dam – hm – km

( Ke kiri x 10 )

mm – cm – dm – m –dam – hm – km ( Ke kanan pangkat 2 )

( Ke kiri x 100 )

mm – cm – dm – m –dam – hm – km( Ke kanan pangkat 3 )

( Ke kiri x 1000 )

 K.liter  - hl – dal – liter – dl – cl  ml 

( Ke kanan x 10 )

 Gambarnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar