AWAL
SEJARAH SHALAT TARAWIH
RANGKUMAN PERTAMA :
· Salah satu perbedaan salat tarawih dan
tahajud ada di waktu pelaksanaannya. Salat tahajud dilakukan pada akhir
malam ketika seseorang telah bangun dari tidur malam. Sementara salat tarawih
sudah bisa dilakukan selepas salat isya tanpa perlu bangun dari tidur malam
dahulu.
· Nabi
hanya mencontohkan shalat malam yang beliau lakukan selama Ramadhan. Baru
belakangan di masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat di malam hari Ramadhan ini
disebut tarawih, dan mulai diselenggarakan secara berjamaah.
· Kata Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fathul
Bari Syarh Al Bukhari menyebutkan, kata tarawih (تراويح) dalam salat tarawih
adalah bentuk jamak dari kata tarwiihah (ترويحة), yang artinya sekali
istirahat.
· Istilah tarawih diambil dari hadist riwayat
Aisyah yang menyebut “tirayah” artinya istirahat. Aisyah menyebut bahwa Nabi
Muhammad melaksanakan salat diselingi tirayah atau istirahat, namun ketika itu
tak disebut istilah salat tarawih.
· Salat tarawih adalah bahagian salat Qiyam
Ramadhan yang dilaksanakan sesudah salat atau sebelum tidur.
· Baginda Nabi MUhammad SAW hanya beberapa kali saja salat malam berjamaah di
Masjid Nabawi yang terletak di samping rumah beliau dengan jumlah rakaat 8
ditambah 3 rakaat salat witir. Tentang jumlah rakaat salat Nabi diriwayatkan
oleh hadist Aisyah, isteri Rasulullah sendiri.
· Dalam sejarahnya, salat ini diawali dengan 3
kali kesempatan shaalat tarawih yang dilakukan pada Nabi Muhammad saw. pada
bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah (salat tarawih pertama di masjid dilakukan
Nabi pada 23 Ramadan tahun 2 H dan sahabat mulai mengikuti beliau ).
· Rasulullah tidak melaksanakan salat malam berjamaah pada Ramadhan secara
rutin, hanya 3 kali saja diantaranya malam ke 23, 25 dan 27 Ramadhan. Beliau
khawatir akan dianggap wajib oleh umat Islam sesudah beliau, sehingga
memberatkan, begitu benarlah pengertiannya Nabi kepada kita.
·
Sebagaimana
dijelaskan dalam hadist:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin
radliyallahu ‘anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid,
lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat,
jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda,
'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke
masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.”
Sayyidah ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan’.” (HR Bukhari
dan Muslim).
· Di masa khalifah pertama, Abu Bakar
Siddiq, kebiasaan malam malam Ramadhan masih sama dengan kebiasaan zaman
Rasulullah masih hidup. Salat malam Ramadhan dibebaskan kepada umat, ada yang
berjamaah dan ada pula yang sendiri sendiri.
· Diantaranya sahabat ada yang melaksanakan salat malam Ramadhan itu
sepanjang malam, sampai menjelang subuh.
·
Barulah di masa kekhalifahan Umar bin Khattab ( Khalifah kedua )
yang memerintah selama 10 tahun (634-644 Masehi atau 13 -23 Hijriyah) salat
malam Ramadhan dirutinkan setiap malam.
·
Seseorang sahabat yang fasih bacaan , merdu
suaranya dan hafal Alquran yakni Ubay bin Ka’ab didaulat oleh Umar memimpin
salat sunat berjamaah. Umar ikut berjamaah dengan jumlah rakaat 20 ditambah
witir 3 rakaat.
·
Kebiasaan salat tarawih dilanjutkan oleh Khalifah
ketiga yaitu Ustman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib. Bahkan sampai 60 tahun kemudian tatkala Khalifah Umar bin
Andul Aziz di dinasti Umaiyah salat itu ditambah jumlah menjadi 36 rakaat
tambah 3 witir menjadi 39 rakaat. Namun selanjutnya sekarang pada umumnya umat
Islam melaksanakan salat tarwih dan witir sebanyak 23 dan 11 rakaat.
Sumber :
https://www.topsatu.com/pada-zaman-nabi-belum-ada-istilah-salat-tarawih/ - Senin, 3 April 2021 ; Pukul : 5.41 WIB
·
Ahmad Zarkasih Lc, menerangkan, bahwa istilah
tarawih tidak dikenal oleh Nabi Muhammad SAW dan juga oleh sahabatnya Abu Bakar
r.a. "Karena memang dulu, Nabi Muhammad SAW menyebutnya bukan dengan
istilah tarawih, tapi dengan nama Qiyam Ramadhan, yakni penghidupan atas malam
Ramadhan. Maksudnya ibadah guna menghidup malam-malam Ramadhan.
·
bahwa kata tarawih itu adalah bentuk plural
(jamak) dari single tarwiih
·
tarwiih atau tirayah ( sebutan : Aisyah/istri nabi ) itu artinya, “
istirahat”, Dan kalau shalat itu dikerjakan dengan 20 rakaat, maka tarwiih yang
ada menjadi 10 kali tarwih. Apalagi jika ditambah dengan tiga rakaat witir yang
formatnya dua rakaat plus satu. Itu berarti tarwih manjadi 12 kali.
·
Karena itulah shalat ini dinamakan shalat tarawih, karena di dalamnya imam
memberikan banyak tarwiih alias istirahat di setiap selesai salam,"
katanya.
·
jumlah rakaat shalat tarawih tidak diketahui
oleh kebanyakan orang, Ada yang menyebut
8 rakaat, tidak sedikit yang mengatakan 20 rakaat atau bahkan ada yang lebih.
Sumber :
https://republika.co.id/berita/q6tin1396/awal-munculnya-istilah-tarawih -
Senin, 3 April 2021 ; Pukul : 5.56 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar