MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Rabu, 20 April 2022

 


AWAL SEJARAH SHALAT TARAWIH

 RANGKUMAN PERTAMA :

          Walaupun ibadah sholat Rasulullah Salallahuwa’laihi wassalam pada Ramadhan sangat banyak, Istilah tarawih sendiri belum ada pada masa Nabi. Begitu juga di zaman kepemimpinan setelah beliau wafat yaitu zaman Khalifah Abu Bakar , belum ada istilah salat Tarawih, yang ada hanya salat malam atau qiyamu Ramadhan atau penghidupan malam Ramadhan.

·         Salah satu perbedaan salat tarawih dan tahajud ada di waktu pelaksanaannya. Salat tahajud dilakukan pada akhir malam ketika seseorang telah bangun dari tidur malam. Sementara salat tarawih sudah bisa dilakukan selepas salat isya tanpa perlu bangun dari tidur malam dahulu.

·         Nabi hanya mencontohkan shalat malam yang beliau lakukan selama Ramadhan. Baru belakangan di masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat di malam hari Ramadhan ini disebut tarawih, dan mulai diselenggarakan secara berjamaah.

·         Kata Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fathul Bari Syarh Al Bukhari menyebutkan, kata tarawih (تراويح) dalam salat tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwiihah (ترويحة), yang artinya sekali istirahat.

·         Istilah tarawih diambil dari hadist riwayat Aisyah yang menyebut “tirayah” artinya istirahat. Aisyah menyebut bahwa Nabi Muhammad melaksanakan salat diselingi tirayah atau istirahat, namun ketika itu tak disebut istilah salat tarawih.

·         Salat tarawih adalah bagian salat Qiyam Ramadhan yang dilaksanakan sesudah salat Isya atau sebelum tidur.

·         Baginda Nabi MUhammad SAW hanya beberapa kali saja salat malam berjamaah di Masjid Nabawi yang terletak di samping rumah beliau dengan jumlah rakaat 8 ditambah 3 rakaat salat witir. Tentang jumlah rakaat salat Nabi diriwayatkan oleh hadist Aisyah, isteri Rasulullah sendiri.

·         Dalam sejarahnya, salat ini diawali dengan 3 kali kesempatan shaalat tarawih yang dilakukan pada Nabi Muhammad saw. pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah (salat tarawih pertama di masjid dilakukan Nabi pada 23 Ramadan tahun 2 H dan sahabat mulai mengikuti beliau ).

·         Rasulullah tidak melaksanakan salat malam berjamaah pada Ramadhan secara rutin, hanya 3 kali saja diantaranya malam ke 23, 25 dan 27 Ramadhan. Beliau khawatir akan dianggap wajib oleh umat Islam sesudah beliau, sehingga memberatkan, begitu benarlah pengertiannya Nabi kepada kita.

·         Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin radliyallahu ‘anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, 'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.” Sayyidah ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan’.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

·         Rasulullah melaksanakan shala tarawih ada kalanya sejumlah 8 atau 10 rekaat. Selanjutnya, beliau menutupnya dengan salat witir sehingga jika ditotal ada 11 rokaat yang dikerjakan. Aisyah, istri Rasulullah, mengatakan, "Bahwasanya Nabi Saw.. tiada mengerjakan sholat malam, baik di Ramadan, maupun di lainnya, lebih dari sebelas rakaat." (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

 

Bunyi hadis ini secara sempurna adalah sebagai berikut

dari Abi Salamah bin Abd al-Rahman, ia pernah bertanya kepada Sayyidah A`isyah radhiyallahu `anha perihal shalat yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan. A`isyah menjawab : “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat. A`isyah kemudian berkata : “ Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum shalat Witir?” Beliau menjawab : “Wahai A`isyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, akan tetapi hatiku tidak tidur.”

·         Di masa, Abu Bakar Siddiq ( Khalifah pertama ) , kebiasaan malam malam Ramadhan masih sama dengan kebiasaan zaman Rasulullah masih hidup. Salat malam Ramadhan dibebaskan kepada umat, ada yang berjamaah dan ada pula yang sendiri sendiri.

·         Diantaranya sahabat ada yang melaksanakan salat malam Ramadhan itu sepanjang malam, sampai menjelang subuh.

·         Barulah di masa kekhalifahan Umar bin Khattab ( Khalifah kedua ) yang memerintah selama 10 tahun (634-644 Masehi atau 13 -23 Hijriyah) salat malam Ramadhan dirutinkan setiap malam.

·         Seseorang sahabat yang fasih bacaan , merdu suaranya dan hafal Alquran yakni Ubay bin Ka’ab didaulat oleh Umar memimpin salat sunat berjamaah. Umar ikut berjamaah dengan jumlah rakaat 20 ditambah witir 3 rakaat.

·         Kebiasaan salat tarawih dilanjutkan oleh,  Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ( Khalifah ke tiga ). Bahkan sampai 60 tahun kemudian tatkala Khalifah Umar bin Andul Aziz di dinasti Umaiyah salat itu ditambah jumlah menjadi 36 rakaat tambah 3 witir menjadi 39 rakaat. Namun selanjutnya sekarang pada umumnya umat Islam melaksanakan salat tarwih dan witir sebanyak 23 dan 11 rakaat.

Sumber :

https://www.topsatu.com/pada-zaman-nabi-belum-ada-istilah-salat-tarawih/ - Senin, 3 April 2021 ; Pukul : 5.41 WIB

 RANGKUMAN KEDUA :

·         Ahmad Zarkasih Lc, menerangkan, bahwa istilah tarawih tidak dikenal oleh Nabi Muhammad SAW dan juga oleh sahabatnya Abu Bakar r.a.  "Karena memang dulu, Nabi Muhammad SAW menyebutnya bukan dengan istilah tarawih, tapi dengan nama Qiyam Ramadhan, yakni penghidupan atas malam Ramadhan. Maksudnya ibadah guna menghidup malam-malam Ramadhan.

·         bahwa kata tarawih itu adalah bentuk plural (jamak) dari single tarwiih

·     tarwiih atau tirayah ( sebutan : Aisyah/istri nabi ) itu artinya, “ istirahat”, Dan kalau shalat itu dikerjakan dengan 20 rakaat, maka tarwiih yang ada menjadi 10 kali tarwih. Apalagi jika ditambah dengan tiga rakaat witir yang formatnya dua rakaat plus satu. Itu berarti tarwih manjadi 12 kali. 

·         Karena itulah shalat ini dinamakan shalat tarawih, karena di dalamnya imam memberikan banyak tarwiih alias istirahat di setiap selesai salam," katanya.

·         jumlah rakaat shalat tarawih tidak diketahui oleh kebanyakan orang,  Ada yang menyebut 8 rakaat, tidak sedikit yang mengatakan 20 rakaat atau bahkan ada yang lebih.

Sumber :

https://republika.co.id/berita/q6tin1396/awal-munculnya-istilah-tarawih - Senin, 3 April 2021 ; Pukul : 5.56 WIB