MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Rabu, 24 April 2024

 GUNUNG WALAT 
SUKABUMI - JAWA BARAT

Assalamu'alaikum wr. wb,
Gunung Walat, ya .... orang menyebutnya seperti itu. Tempat wisata ini diperuntukan untuk umum, terbukti siapa saja boleh berkunjung kesini alias tidak dilarang dan tidak adanya penjagaan di arena masuk tempat ini. Tetapi tempat wisata ini tentunya dilindungi termasuk apa-apa yang ada didalamnya, terlihat adanya tulisan-tulisan dilarang : menebang pohon, dilarang berburu, dll. Tak terasa sudah ke -3 kalinya saya berkunjung ke tempat ini. Tempat yang masih benar-benar asli, alami, sejuk, tenang, hening, sunyi, segar, jauh dari keramaian kota, walaupun tidak jauh dari tempat keramaian atau perkotaan. 

Dengan tidak adanya rencana secara matang, rekan saya ( R Diky Tresnasena ) mengajak seperti biasa untuk mengisi waktu dan mengobati kejenuhan dari hiruk pikuk pekerjaan dan aktivitas yaitu Touring. Beliau mengatakan tentukan tempatnya bebas, kemana saja yang penting jalan. Maka sayapun punya ide mengajak menengok sawah beliau saja yang di Cicantayan yang tidak terurus ( barangkali aksesnya mudah dan saya tertarik untuk mengurusnya ). Maka tepatnya pada hari Senin, 22 April 2024 ini sepakat pukul 09.00 kami melalaui jalan baru berangkat dari Perum Babakan Damai ( sekalian nengok Perum ) ke belakang yang ternyata tembus SMAN 1 Cisaat. Kitapun meneruskan perjalanan dan sampailah Cicantayan yang jaraknya sekitar 4 km dari Cisaat menuju Cibadak yang dapat di tempuh dari kita star sekitar  15 Menit jadi cukup dekat. Setelah sampai Cicantayan ternyata teman  tidak menuju sawah beliau, tetapi malah belok ke arah Gunung Walat dan karena aktivitas jalan kita sifatnya fleksibel sayapun mengikuti saja. Maka mulailah kami menaiki Gunung Walat yang ternyata pernah saya lakukan : pertama kali Gowes bersama KGRT, kedua dengan teman yang sama, dan ketiga dengan teman yang sama juga ( R Diky. ). Setelah menaiki beberapa belokan sampailan pertigaan dan kitapun berhenti istirahat sambil menikmati indahnya alam pegunungan dengan pepohonannya yang tinggi-tinggi dengan suara-suara burung yang menggema. Dari pertigaan ini kita tidak lurus ( karena sudah pernah ), tetapi kita mencoba ke-kiri ( karena belum pernah ) dan ternyata setelah kira-kira 10 menit sampailan sebuah Stasiun Televisi Jabar. Berikut beberapa gambar yang berhasil kita dokumentasikan :



Di belakang sebelah kiri naik menuju Stasiun TV Jabar



Jalan menuju Stasiun TV Jabar yang cukup untuk dilalui mobil, jalan ber-aspal tetapi beberapa tempat sudah mulai rusak. jalan ini cukup nyaman untuk kendaraan bermotor roda dua.






Lokasi : Stasiun TVRI Satuan Transmisi Jabar

Setelah dirasa cukup kita-pun kembali turun menuju ke tujuan semula menengok sawah, dengan jalan yang berbeda. Dengan niatan mampir ke rumah rekan ( Dian ) kita menuyusri jalan pinggir sungai jalan berlumpur sehingga motorpun penuh dengan lumpur, sampailah ke ujung jalan yang tidak bisa dilewati kendaraan bermotor, maka kitapun meneruskannya dengan jalan kaki. Ternyata di tempat ini terdapat kampung yang agak terisolir tetapi cukup padat berdiri rumah-rumah penduduk sederhana, dengan kehidupan yang sedernaha, dan apa adanya. Sayapun mencari rekan yang jalan kai terlebih dulu ( walaupun tidak ketemu ) dan dan sampailah jalan buntu tertutup gerbang oleh penduduk kampun di situ.


Setelah keliling-keliling saya tidak menemukan rekan, dan hanya bertemu beberapa penduduk sekitar dengan aktivitasnya. Maka sayapun kembali ke parkiran motor yang ternyata teman saya sudah menunggu disana. Kitapun meneruskan perjalanan melewati sawah yang semula sebagai tujua pertama. Jalan terus sampailah tembus ke jalan raya. Karena cuaca cukup panas, capek dan kendaraan kotor dengan lumpur kita niat berhenti istirata mencari tempat STEAM MOTOR sambil ngopi, makan mie dan ngobrol dengan orang sekitar. Di tengah obrolan tanpa sengaja terdapat orangt sedang mangantar ubi sampe ( ketela pohon ) ke warung tersebut. Saya pun iseng dengan membeli  pohon sampe tersebut ( dengan menitipkan uang terlebih dahulu), dengan senang hati orang tersebut menerimanya. Waktu adzan dhuhur sudah terdengar kitan pulang ke rumah masing-masing. Sekitar pukul 05.00 WIB Sore sesuai kesepakatan sayapun kembali ke warung tersebut untuk mengambil bibit pohon sampe. Dikarenakan bibitnya memberinya terlalu banyak 1 karung full sayapun sempat 2 x mengangkutnya. 



Bibit ketela pohon ( sunda : sampe ) yang telah ditanam di belakang rumah.

Demikian sedikit cerita bagian aktivitas kami dalam mengisi kekosongan waktu, supaya waktu-waktu yang kita lewati bermanfaat bagi kita pribadi, keluarga dan orang lain. 
Hikmah yang dapat kami petik dari aktivitas ini adalah : kita bisa saling bersilaturohmi dengan teman dan alam sekitar, kami menjadi mengetahui bahwa di Gunung Walat terdapat Stasiun transmisi TVRI, kami mendapatkan bibit ketela pohon yang telah lama kami cari yang sedikit langka di desa kami, dll. 
Kepada pada pembaca yang sempet mampir, komennyaa  ........... ya. 
Terimakasih sebelumnya.
Wassalamu'alikum wr. wb