MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Minggu, 28 Desember 2008

PARADIGMA LAMA - BARU GURU MATEMATIKA

PARADIKMA LAMA DAN PARADIGMA BARU
GURU MATEMATIKA


Yang dimaksud paradigma disini adalah contah gambaran, bagaimana guru matematika selama ini melaksanakan proses pembelajaran dan bagaimana seharusnya guru matematika melakukan proses pembelajaran.. Hal ini diungkapkan supaya kita sebagai guru matematika dapat instropeksi dan merefleksikan diri untuk bersedia mau memperbaharui diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini. Paradigma lama yang dimaksud adalah :
a. peran guru
guru dalam hal ini mendominasi kelas, yang berkuasa dan siswa dianggap sebagai obyek yang dikuasasi, diatur diarahkan, dibimbing. Semua ide-ide, informasi, pertanyaan, evaluasi dan penilaian berpusat pada guru. Guru hendak memindahkan semua yang dimiliki, jadi memberikan pengetahuan kepada siswa tidak membangun pengetahuan.

b. Perlakuan siswa
Semua siswa dianggap sama ( walaupun kenyataannya masing-masing individu berbeda ), baik dari bakat, minat, kemampuan, kesiapan belajar ,dll. Dalam uji kemampuan semua siswa diberi soal dengan tingkat kesukaran yang sama, dengan harapan semua siswa maju bersama.

c. Pertanyaan
Hampir semua pertanyaan datangnya dari guru, siswa hanya menjawab dan menjawab. Sebagaian besar pertanyaan hanlah hanya tes ingatan ( mengingat rumus ).

d. Latihan soal
Soal-soal yang diberikan hanyalah penerapan dari rumus, tidak memberikan pancingan kepada siswa untuk berpikir. Yang penting adalah jawaban.

e. Interaksi
Interaksi belajar satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Siswa hampir tidak diberikan kesempatan memberikan umpan balik kepada guru. Sehingga guru dianggap satu-satunya yang paling pintar di kelas tersebut.

f. Sumber belajar
Sumber belajar yang ada hanyalah guru dan buku itupun sedikit / tidak semua siswa punya buku sumber.

g. Alat bantu ( media ) belajar
Alat bantu yang digunakan biasanya hanya talk dan chalk. Guru biasanya kurang kreatif, malas, apalagi berinovatif untuk berprakarsa membuat alat bantu atau media yang sesuai.

h. Variasi kegiatan
Kegiatan belajar biasanya hanya : Rumus – latihan soal – soal. Mengikuti urutan baku yang ada dalam buku ( sesekali mencatat, bercerita, bertanya, latihan soal ) merupakan rutinitas setiap harinya.

i. Pengelolaan kelas
Pembelajaran kebanyakan dilakukan secara klasikal atau kelompok besar. Hampir tidak pernah dicoba untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif. Jadi kemampuan individu yang bervariasi terabaikan dan kurang diperhatikan.

j. Penilaian
Penilaian dan bentuk soal kurang variatif. Biasanya hanya ulangan harian dan ulangan umum

Mensikapi dari potret guru matematika diatas yeng penting sekarang adalah bagaimana kita sebagai guru matematika melakukan perubahan ( hijrah ) terhadap paradigma lama pembelajaran matematika ke paradigma baru, untuk disesuaikan dengan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan saat ini. Bagaimana potret pembelajaran matematika yang sesuai dengan keadaan saat ini ? adalah pembelajaran yang inovatif. Menurut Dr. Marsigit ( 2008 : Nilai Matematika dan Nilai luhur Bangsa ) dikemukakan bahwa ,” Transfer of knowlwdge “, dari guru ke murid telah dianggap sebagai paradigma yang kurang sesuai denga hakekat mendidik. Lebih lanjut dijelaskan oleh beliau, sebagai alternatifnya dikembangkan paradigma baru yaitu “ Cognitive-development” sebagai upaya untuk mengembangkan potensi sibelajar. Hal tersebut tentunya dapat dipahami bahwa pembelajaran progresif ( inovatif ) – lah yang dimaksud. Menurut Beliau pembelajaran inovatif memiliki ciri-ciri :
a. mengadapsi ciri-ciri kedaerahan ( otonomi )
b. memeberikan pendidikan yang bulat ( jasmaniah, rokhaniah, sosial, emosional )
c. mendidik untuk memecahkan soal-soal hidup
d. pendidikan untuk semua anak
e. turut serta dalam pembudayaan
f. siswa aktif
g. pelajaran dipadukan
h. berorientasi kepada kehidupan
i. menggunakan bermacam-macam cara untuk menilai murid
j. mengembangkan alat bantu belajar
k. pembelajaran kelompok / invividual
l. tidak begitu formal
m. materi sesuai dengan kebutuhan individu
n. murid menemukan dan membangun knowledge struktur pengetahuan
o. mendorong kerja sama
p. kerja sama guru – murid / kooperatif
q. realitas hidup / mengakui perbedaan
r. hasil adalah juga termasuk prosesnya
s. motivasi belajar bersifat internal
t. kesadaran dan tidak ada hukuman
u. jawaban salah bernilai pedagogis
v. matematika sebagai proses berpikir
w. pendidikan merupakan kebutuhan
x. siswa perlu tumbuh dan berkembang
y. metode mengajar bervariasi / fleksibel
z. kreativitas guru dan lingkungan bermanfaat untuk mengembangkan alat
aa. sabar dan menunggu sampai siswa dapat memahami konsep matematika

Untuk melaksanakan itu semua / menjadi guru yang inovatif maka diperlukan sosok guru yang diharapkan mau untuk melakukan perubahan. Sudahkah guru-guru matematika di Indonesia melakukan perubahan ? Bagaimana kalau tidak melakukan perubahan ? Yang jelas dimulai dari diri kita masing-masing. Selamat berjuang……. 1

Agus supranto, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Kadudampit Kabupaten, Sukabumi – Jawa Barat
Sukabumi : ( 0266 ) 238031 / ( 0266 ) 232867
HP. : 085 218 273 390

Tidak ada komentar:

Posting Komentar