MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Minggu, 26 September 2021

 

ZIARAH KUBUR

 

1.       Tata cara ber – ziarah.

Pertama      : Tidak memakai sandal ketika memasuki pekuburan

Ke-dua         : Tidak duduk di atas pusara kuburan dan menginjaknya (  diatas nisannya )
         Ke-tiga         :  Mengucapkan salam ketika menuju pekuburan.

 

ASSALAMU ’ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU’MINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA’KHIRIIN.

WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN

WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH.

( “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.” )

 

 Ke-empat  : Dengan meletakan tangan di pusara kuburan membaca  do’a : 


Bismillahirrahmanirrahiim

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâna ya-tawallâhu.

 

 ( Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.) 

Kelima       : Membaca doa berikut ini (3 kali):

                    Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal      

                    may¬yit.

( Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.) 

Keenam     : Dengan melepas tangan dari pusara kuburan, membaca  : 

1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).

Ø    Diperbolehkan menyiramkan air biasa di atas pusara si mayat berdasarkan hadits berikut, “Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya.”  Hadits diatas oleh Abu Dawud dalam Al Marasil, Imam Baihaqi dalam Sunan, Thabarani dalam Mu’jam Al Ausath. Syaikh Al Albani menyatakan sunadnya kuat di dalam Silsilah Ahadits Shahihah.

2.  Lampiran :

Ayat Kursi  (  Al – Baqarah : 255  )

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum,

laa ta’khudzuhuu sinatuw walaanaum

lahuumaa fis samaawaati wa maa fil ardh,

man dzalladzi yasyfa’u  ‘indahuu illaa bi-idznih, ya’lamu ma baina aidiihiim,

wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-im min  ‘ilmihii illaa biimaa syaa-a wasi’a kursiyyuhus samaa-waati wal ardha,

wa laa yauuduhuu hifzhuhumaa wa huwal  ‘aliyyul  ‘azhiim.

Artinya :

Allah, tiada Tuhan kecuali Dia, dzat Yang Maha Hidup lagi Berdiri sendiri, tidak pernahdi hinggapi kantuk apalagi tidur, bagi-Nya penguasa apasaja yang ada di langit dan bumi, tiada yang dapat memberi syafa,at ( pertolongan ) kecuali atas izin-Nya, Yang Maha Mengetahui apa saja yang terjadi di hadapan mereka atau di belakang mereka.

Tiada yang dapat mengetahui ilmu Allah kecuali atas kehendak-Nya, kursi Allah sangat luas meliputi langit dan bumi. Dan Allah tiada merasa berat untuk memelihara keduanya ( langit dan bumi ) . Dua Maha tinggi lagi Maha Besar.

 

---   Semoga bermanfaat ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar