MUDIK

MUDIK
SUKABUMI - YOGYAKARTA

Sabtu, 27 Maret 2021

 KOLAM IKAN - KOLAM RENANG


   Mem-bahagia-kan anak, membuat anak senang merupakan suatu kewajiban sebagai orang tua , karena pertumbuhan dan perkembangan akan menjadi maksimal. Sebaliknya memarahi anak merupakan sesuatu yang merugikan, karena menurut teori apabila memarahi anak menyebabkan 11 dampak negatif baik secara Fisik maupun psikis (https://health.kompas.com/read/2020/01/06/090000768/hati-hati-orangtua-marah-pada-anak-sebabkan-11-dampak-fatal?page=all. )

Berikut dampak tersebuT : 

dr. Nurul Afifah dalam bukunya berjudul Don’t Be Angry, Mom: Mendidik Anak tanpa Marah (2019), menerangkan ada akibat luar biasa yang harus dipahami orangtua sebelum melampiaskan rasa marah. Dokter yang sering mengisi acara parenting dan aktif berbagai tips pengasuhan lewat @bundatalk itu menyebut, anak menderita banyak kerugian saat dimarahi orangtua. Kemarahan orangtua bisa berdampak negatif pada fisik maupun psikis anak.

Dampak Fisik :

1. Kerusakan atau kematian sel-sel otak 

2. Jantung lelah 

3. Masalah lambung Anak yang sering mendapat ancaman dan bentakan dari orangtua cederung mengalami stres. 

Dampak psikis :

1. Kepercayaan diri menurun dan penakut 

2. Introvet Karena takut salah, anak akan lebih memilih untuk menjadi pribadi yang pendiam.  

3. Depresi Ketika anak merasa orangtua atau lingkungan tidak lagi menerimanya, kondisinya sudah berbahaya. 

4. Konsentrasi menurun Perasaan tidak percaya diri hingga selalu murung dapat menganggu konsentrasi anak di berbagai hal, termasuk belajar.

5. Sulit menjadi pendengar yang baik Karena terlalu sering mendengarkan kata-kata kasar dan bernada bentakan, anak jadi cenderung malas mendengarkan apa yang disampaikan orangtua. 

6. Jadi pribadi emosional Anak-anak mencontoh perilaku orang di sekelilingnya. Jika para orangtua kerap menunjukkan sikap marah, otomatis sang anak akan merekam kebiasaan itu. 

7. Kepercayaan pada orang tua turun Ada kemungkinan tingkat kepercayaan anak kepada orangtua menurun karena tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, petuah atau nasihat orangtua hanya dianggap sebagai angin lalu. 

8. Mencari pelampiasan

           Maka tatkala kami membuat kolam renang yang akan dipakai untuk memelihara ikan hias dan anak ( Fanny P. ) tidak memperbolehkan malah dipakai berenang maka kami tidak bisa berbuat banyak dan hanya mengalah kolam dipakai untuk berenang. Berikut keceriaan mereka sewaktu bermain-main di kolam yang baru pada tahap finishing siap di tanam ikan.



            Pada saat ini Jum'at, 26 Maret 2021 Deana Putriasya ( masih di SD IT Adzkia kelas 6 ) dan Fanny Putriasya ( saat ini masih SMP IT Adzkia  kelas 8 ) mereka dengan asyik dan gembiranya berendam di kolajm yang baru saja selesai. Pada suasana dan era masa Pandemi COVID-19 yang tak kunjung selesai menyebabkan  anak-anak tidak bisa keluar bebas dan hanya meng-isolasi mandiri di rumah ( yang mana sekolahpun belajarnya dilaksanakan secara on line/daring ). maka mereka senang sekali tatkala ada permainan baru.
            Demikian sekelumit tulisan sebagai obat untuk mengisi kekosongan aktivitas, yang biasanya penuh dengan kegiatan di tempat kerja, dimana sekarang banyak waktu dihabiskan di rumah karena masa pandemi penyakit menular COVOD-19. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kiami pribadi juga mudah-mudahan bagi pembaca yang budiman. Aamiin.

1 komentar:

  1. Hihihi...🤭 makasih banyak ayah udah buatin kolam renang 🤣👍🏻

    BalasHapus